• https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJzTWD0tVMwVBdOWIxd15n1AnWnK7LfPCgaYHV2JcZ0GobLs9QVjqJXj042dG20_vYklJRx9Mhhvn6inTnM7T2FV4JwKALqgDW0q8pn48U4dp45gnb1vm7C_L8tAM7Mz6R6F4nnEteU_I/s1600/PSA+43.jpg

Berbagai Istilah dalam Kurikulum Merdeka dan penjelasannya

 Kurikulum Merdeka adalah konsep kurikulum yang mengedepankan kebebasan dan fleksibilitas dalam pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi dan minat mereka secara optimal. Berikut ini adalah beberapa istilah yang sering terkait dengan Kurikulum Merdeka beserta penjelasannya:

  1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas atau proyek nyata kepada siswa untuk diselesaikan secara mandiri atau dalam kelompok. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan topik dan cara penyelesaian proyek tersebut, sehingga dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih mendalam.

  2. Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Competency-Based Learning): Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penguasaan kompetensi atau keterampilan tertentu oleh siswa, bukan hanya pada pencapaian nilai atau prestasi akademik. Pembelajaran dilakukan melalui aktivitas dan situasi yang terkait dengan kehidupan nyata, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan praktis dan problem-solving.

  3. Pembelajaran Berbasis Komunitas (Community-Based Learning): Pembelajaran yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat sebagai partner dalam pembelajaran. Siswa diajak untuk memperoleh pengalaman langsung di dalam masyarakat, sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial dan empati.

  4. Pembelajaran Berbasis Teknologi (Technology-Based Learning): Pembelajaran yang menggunakan teknologi sebagai media untuk memfasilitasi dan meningkatkan pengalaman belajar siswa. Teknologi yang dapat digunakan dapat berupa platform online, aplikasi mobile, atau perangkat lunak komputer.

  5. Pembelajaran Berbasis Karakter (Character-Based Learning): Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan karakter dan nilai-nilai moral siswa. Pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan pengalaman belajar dengan kehidupan nyata, sehingga siswa dapat mengembangkan karakter dan moral yang baik.

  6. Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning): Pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman praktis. Pembelajaran dilakukan melalui aktivitas-aktivitas seperti eksperimen, observasi, simulasi, dan praktek lapangan.

  7. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan masalah yang diberikan atau membuat masalah sendiri, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Situs Resmi Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia Kec. Parongpong

Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Provinsi Jawa Barat merupakan organisasi dibawah naungan PGRI. IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat merupakan organisasi yang sudah berdiri sangat lama, sehingga organisasi sudah mempunyai banyak pengalaman dalam ikut serta memajukan pendidikan anak di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat. Kepengurusan di dalam organisasi dilaksanakan secara regular dan terpadu, sehingga menghasilkan reorganisasi pergantian estafet yang produktif.

Salah satu penghargaan yang diterima oleh IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat dari Ketua IGTKI-PGRI Pusat adalah tentang manajemen yang tertata rapi. Organisasi berjalan efektif dan efesien sehingga bidang-bidang organisasi dapat memunculkan ide-ide dan gagasan dalam kemajuan organisasi IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat. Proses instruksi dan komando baik dari atasan maupun mitra organisasi mampu bersinergi dengan program-program yang sudah direncanakan. Sehingga organisasi IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat merupakan organisasi yang professional.

Pengalaman Organisasi
IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat mempunyai banyak pengalaman dalam berorganisasi, karena organisasi ini berdiri memasuki usia yang sudah panjang. Pasang surut kehidupan berbangsa dan bernegara telah dilalui tanpa sedikitpun kemunduran yang dialami oleh IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat. Pengurus-pengurus selalu semangat dan kompeten dalam mengantarkan serta menjembatani anggotanya untuk lebih maju dalam berbagai aspek pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Dalam berbagai kesempatan organisasi ini juga mengantarkan guru-guru menjuarai berbagai kegiatan yang diadakan oleh pengurus Pusat.

Pengalaman Pengurus
IGTKI-PGRI Provinsi Jawa Barat memiliki pengurus-pengurus disamping sebagai guru TK mereka mempunyai kegiatan yang sangat produktif, yang diantaranya sebagai Narasumber, Mentor, Pembicara, Asessor, Penulis, Pengurus APKS Provinsi dan lain sebagainya.

Pages